gmbar 1

gmbar 1

Rabu, 05 Desember 2007

BAHAYA AIDS

Nasional
Indonesia Dalam Bahaya AIDS 19 November 2003
TEMPO Interaktif, Jakarta: Indonesia dalam bahaya AIDS. Walau jumlah kasus yang terjadi kecil, angka percepatannya cukup tinggi. "Hingga September 2003, jumlah kasus HIV dan AIDS mencapai 3.924: 1685 terinfeksi HIV -virus yang menghilangkan fungsi kekebalan tubuh dan 1239 positif AIDS," kata Achmad Sujudi, Menteri Kesehatan, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/11). Dicontohkannya, DKI Jakarta sebagai kota dengan kasus HIV/AIDS yang cukup tinggi, telah mencapai 100 kasus per-bulannya. Dari perhitungan statistik, kata Sujudi, kasus HIV dan AIDS di Indonesia bisa mencapai 80-120 ribu kasus. "Itu bila digabungkan dengan mereka yang tergolong beresiko, terinfeksi HIV, dan penderita AIDS," katanya. Sebenarnya, belum ada kata terlambat bagi Indonesia untuk menekan laju penyebaran AIDS bila kampanye anti AIDS dengan intensif dijalankan. Bila dibandingkan dengan Malaysia yang telah mencapai angka 51 ribu, kasus AIDS di Indonesia dalam wilayah ASEAN masih tergolong kecil jumlahnya. Masalahnya, jumlah penduduk Indonesia adalah yang terbesar di kawasan ini. "Sebetulnya, penyebaran kasus AIDS di nusantara merata antara kawasan barat dan timur," kata Toha Muhaimin, dari Yayasan Pelita Ilmu (YPI).

BAHAYA AIDS

nama : margaretta
kelas : 8B
absen : 11
Nasional

Indonesia Dalam Bahaya AIDS
19 November 2003

TEMPO Interaktif, Jakarta: Indonesia dalam bahaya AIDS. Walau jumlah kasus yang terjadi kecil, angka percepatannya cukup tinggi. "Hingga September 2003, jumlah kasus HIV dan AIDS mencapai 3.924: 1685 terinfeksi HIV -virus yang menghilangkan fungsi kekebalan tubuh dan 1239 positif AIDS," kata Achmad Sujudi, Menteri Kesehatan, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/11). Dicontohkannya, DKI Jakarta sebagai kota dengan kasus HIV/AIDS yang cukup tinggi, telah mencapai 100 kasus per-bulannya.

Dari perhitungan statistik, kata Sujudi, kasus HIV dan AIDS di Indonesia bisa mencapai 80-120 ribu kasus. "Itu bila digabungkan dengan mereka yang tergolong beresiko, terinfeksi HIV, dan penderita AIDS," katanya.

Sebenarnya, belum ada kata terlambat bagi Indonesia untuk menekan laju penyebaran AIDS bila kampanye anti AIDS dengan intensif dijalankan. Bila dibandingkan dengan Malaysia yang telah mencapai angka 51 ribu, kasus AIDS di Indonesia dalam wilayah ASEAN masih tergolong kecil jumlahnya. Masalahnya, jumlah penduduk Indonesia adalah yang terbesar di kawasan ini. "Sebetulnya, penyebaran kasus AIDS di nusantara merata antara kawasan barat dan timur," kata Toha Muhaimin, dari Yayasan Pelita Ilmu (YPI).

Senin, 08 Oktober 2007

Sejarah LAwang Sewu

Senin, 2007 Oktober 01

Sejarah Lawang Sewu
Tatkala kaum wisatawan mengunjungi gedung Lawang-Sewu kalimat yang terlontar tak lain adalah “aneh, tapi mengesankan!”. Gedung Lawang Sewu - merupakan salah satu gedung kuno peninggalan sejarah - yang kini menjadi objek wisata andalan ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Berdiri kokoh dan angker tepat di kawasan Tugu Muda pusat Kota Semarang, Lawang Sewu selama beberapa tahun terakhir ini memang memunculkan banyak pro-kontra, khususnya menyangkut aspek kegunaannya. Meskipun gedung tersebut saat ini lebih banyak dipakai untuk kantor PT Kereta Api dan pernah pula dipakai sebagai kantor Dinas Perhubungan serta kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro), toh eksotisme bangunan kuno yang disuguhkan terbukti mampu mengukuhkan Lawang Sewu sebagai kawasan wisata nomor satu.Menjelang era reformasi, di mana kekuatan pemerintahan Orde Baru masih mencengkeram kuat, gedung Lawang Sewu sempat diisukan akan dibeli keluarga Cendana dan bakal disulap menjadi hotel berbintang lima. Kalau saja era reformasi gagal digelindingkan, sudah barang tentu gedung Lawang Sewu yang begitu bersejarah sekarang telah berubah bentuk menjadi kawasan bisnis yang hanya menyenangkan kaum kapitalis. Mengapa wisatawan belakangan ini begitu penasaran dan mempunyai keinginan kuat untuk melihat Lawang Sewu dari dekat? Salah satu alasannya, konon gedung berarsitektur unik ini menyimpan kekuatan magis seribu hantu. Hal tersebut bisa dimaklumi, karena pada masa peperangan dulu, yang melibatkan Angkatan Muda Kereta Api (pemuda-pemuda Semarang) melawan bala tentara Kido Buati Jepang, gedung Lawang Sewu menjadi ajang penyiksaan dan pembantaian. Tidak jelas berapa nyawa telah melayang, tapi jumlahnya bisa dipastikan mencapai ribuan.Saking banyaknya korban yang dibantai pada waktu itu, Lawang Sewu kini juga mendapat julukan sebagai kawasan wisata horor. Menegangkan sekaligus mengasyikkan. Puluhan paranormal dari berbagai penjuru Tanah Air pun sempat menjadikan tempat ini sebagai ladang perburuan hantu. Dinamakan Lawang-Sewu karena gedung tersebut memiliki ciri khas bangunan megah ini memiliki pintu atau lawang sebanyak seribu atau sewu.Pemerintah Kota Semarang telah memasukkan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah yang wajib dilindungi. Sesuai kaidah arsitektur morfologi bangunan sudut, Lawang Sewu yang cantik memiliki menara kembar model ghotic yang terletak di sisi kanan dan kiri pintu gerbang utama. Model bangunan gedung yang memanjang ke belakang makin mengesankan kekokohan, kebesaran, dan keindahan.Dari catatan sejarah, Lawang Sewu yang selalu dipadati wisatawan pada musim liburan tersebut, dibangun pertama kali pada tahun 1903 dan diresmikan pengunaannya pada 1 Juli 1907. Kekunoan Lawang Sewu kini tak kalah menarik dari Gereja Belenduk yang begitu fenomenal dan berdiri kokoh di kawasan Kota Lama Semarang.Selain eksotisme bangunan-bangunan kuno seperti Lawang Sewu, Gereja Belenduk, dan sajian romantisme di kawasan Kota Lama, Semarang akhir-akhir ini mulai dibanjiri wisatawan mancanegara karena keamanan dan kenyamanannya. Pekan lalu, misalnya, ratusan turis asing turun dari "hotel terapung" MS Stantendam yang berlabuh di dermaga Pelabuhan Tanjung Emas.(suarakarya)

Senin, 01 Oktober 2007

Sejarah Lawang Sewu

Tatkala kaum wisatawan mengunjungi gedung Lawang-Sewu kalimat yang terlontar tak lain adalah “aneh, tapi mengesankan!”. Gedung Lawang Sewu - merupakan salah satu gedung kuno peninggalan sejarah - yang kini menjadi objek wisata andalan ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Berdiri kokoh dan angker tepat di kawasan Tugu Muda pusat Kota Semarang, Lawang Sewu selama beberapa tahun terakhir ini memang memunculkan banyak pro-kontra, khususnya menyangkut aspek kegunaannya. Meskipun gedung tersebut saat ini lebih banyak dipakai untuk kantor PT Kereta Api dan pernah pula dipakai sebagai kantor Dinas Perhubungan serta kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro), toh eksotisme bangunan kuno yang disuguhkan terbukti mampu mengukuhkan Lawang Sewu sebagai kawasan wisata nomor satu.Menjelang era reformasi, di mana kekuatan pemerintahan Orde Baru masih mencengkeram kuat, gedung Lawang Sewu sempat diisukan akan dibeli keluarga Cendana dan bakal disulap menjadi hotel berbintang lima. Kalau saja era reformasi gagal digelindingkan, sudah barang tentu gedung Lawang Sewu yang begitu bersejarah sekarang telah berubah bentuk menjadi kawasan bisnis yang hanya menyenangkan kaum kapitalis. Mengapa wisatawan belakangan ini begitu penasaran dan mempunyai keinginan kuat untuk melihat Lawang Sewu dari dekat? Salah satu alasannya, konon gedung berarsitektur unik ini menyimpan kekuatan magis seribu hantu. Hal tersebut bisa dimaklumi, karena pada masa peperangan dulu, yang melibatkan Angkatan Muda Kereta Api (pemuda-pemuda Semarang) melawan bala tentara Kido Buati Jepang, gedung Lawang Sewu menjadi ajang penyiksaan dan pembantaian. Tidak jelas berapa nyawa telah melayang, tapi jumlahnya bisa dipastikan mencapai ribuan.Saking banyaknya korban yang dibantai pada waktu itu, Lawang Sewu kini juga mendapat julukan sebagai kawasan wisata horor. Menegangkan sekaligus mengasyikkan. Puluhan paranormal dari berbagai penjuru Tanah Air pun sempat menjadikan tempat ini sebagai ladang perburuan hantu. Dinamakan Lawang-Sewu karena gedung tersebut memiliki ciri khas bangunan megah ini memiliki pintu atau lawang sebanyak seribu atau sewu.Pemerintah Kota Semarang telah memasukkan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah yang wajib dilindungi. Sesuai kaidah arsitektur morfologi bangunan sudut, Lawang Sewu yang cantik memiliki menara kembar model ghotic yang terletak di sisi kanan dan kiri pintu gerbang utama. Model bangunan gedung yang memanjang ke belakang makin mengesankan kekokohan, kebesaran, dan keindahan.Dari catatan sejarah, Lawang Sewu yang selalu dipadati wisatawan pada musim liburan tersebut, dibangun pertama kali pada tahun 1903 dan diresmikan pengunaannya pada 1 Juli 1907. Kekunoan Lawang Sewu kini tak kalah menarik dari Gereja Belenduk yang begitu fenomenal dan berdiri kokoh di kawasan Kota Lama Semarang.Selain eksotisme bangunan-bangunan kuno seperti Lawang Sewu, Gereja Belenduk, dan sajian romantisme di kawasan Kota Lama, Semarang akhir-akhir ini mulai dibanjiri wisatawan mancanegara karena keamanan dan kenyamanannya. Pekan lalu, misalnya, ratusan turis asing turun dari "hotel terapung" MS Stantendam yang berlabuh di dermaga Pelabuhan Tanjung Emas.(suarakarya)